Masa perjuangan Perlawanan rakyat maluku

Perang masyarakat maluku berlangsung karena masyarakat Maluku Sudah pernah merasakan bagaimana hidup di bawl pemerintahan inggris yang saat itu dipimpin oleh Raffles. Pada masa itu rafles menghilangkanyang namanya kerja rodi, memberikan keringanan pajak. Saat VOC kembali, rakyat teringat trauma yang pernah terjadi. Pada masa itu VOC kembali menerapkan kerja rodi dan menerapkan pajak tinggikembali. VOC sebagai perusahaan yang tidak mengingkari moral dan peradaban merasa sebagai pemilik wilayah berusaha menerapkan peraturan ke wilayah jajahan tersebut. Melihat kenyataan tersebut, pejuang bangsa bernama THomas Matulesi dibantu oleh Anthonie Rhebok, Said Perintah, Lucas Latumahina, Thomas Pattiwael, dan Ulupaha berusaha untukmerebut sentral pengaturan VOC di benteng Duurstede pulau Saparua. Perang dimulai dari tanggal 6 Mei dan berakhir di 16 Desember 1817. Kronologi peperangan berawal saat semangat perjuangan yang berkobar karena penaklukan benteng Duurstede dan menjalar ke haruku, Seram, Larike, Uring, Asilulu, dan Wakasihu. Meski demikian VOC yang tidak beradab mendatangkan pasukan dari Ambon ke Maluku. Dan memusatkan peperangan dari Benteng yang bernama Zeelandia. Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda akhirnya berhasil menangkap para para pemimpin perjuangan termasuk Pattimura. Perjuangan berakhir saat sang Palawan Pattimura digantung di Ambon pada 16 Desember 1817.

Masa perjuangan rakyat Maluku berlangsung pada tahun 1817 di bawah pimpinan Pattimura dan dibantu oleh Kristina Martha Tiahahu. Dalam pertempuran di Saparua, benteng pertahanan Belanda dapat diduduki Pattimura. Oleh karena itu, Belanda mendatangkan pasukan dari Batavia. Akhirnya, Pattimura dapat ditangkap. Pattimura dijatuhi hukuman gantung pada tanggal 16 Desember 1817.
Kristina Martha Tiahahu juga tertangkap. Ia dibuang ke Jawa. Dalam perjalanan, Kristina melakukan aksi mogok makan. Akibatnya, Kristina meninggal. Mayatnya dibuang ke laut.